Mengenai Saya

Foto saya
Saya lebih baik mementingkan diri saya pribadi daripada mementingkan sesuatu yang tidak menarik di dunia ini, dan saya lebih mengutamakan pertemanan daripada permusuhan, dan saya lebih baik mati daripada saya tidak mempunyai teman-teman yang selalu berbuat baik untuk saya. karena saya butuh nilai dari kalian tentang pribadi dari saya, terima kasih.....

Jumat, 09 September 2011

Despresi adalah gerbang bunuh diri.


Depresi Adalah Gerbang Bunuh Diri

{Dan, janganlah kamu membunuh dirimu sendiri.} [QS. An-Nisa:29]

{Dan, janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri dalam kebinasaan.} [QS. Al-Baqarah:195]

Berita-berita yang disiarkan oleh beberapa kantor berita menyebutkan bahwa penyakit depresi telah pula menyerang mantan presiden Amerika serikat, Ronald Reagan. Penyakit ini menyerang Reagan saat usianya telah melewati tujuh puluh tahun, dimana seharusnya ia tidak lagi menghadapi tekanan dan berkali-kali menjalani operasi.

{Kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.} [QS. An-Nisa:78]

Banyak orang terkenal dan secara khusus menerjunkan diri ke dalam dunia seni, terutama mereka yang terkena penyakit ini. Depresi telah menjadi penyebab utama – tapi bukan satu-satunya – atas kematian seorang penyair terkenal Salah Jahin. Demikian halnya dengan Napoleon Bonaparte yang dikatakan mati kerana terekan mentalnya di tempat pengasingannya.

{Dan, kelak akan melayang nyawa mereka sedang mereka dalam keadaan kafir.} [QS. At-Taubah:55]

Masih segar dalam ingatan kita tentang berita yang di-release oleh beberapa kantor berita dan kemudian menjadi headline media dunia, yakni tentang kejahatan yang dilakukan oleh seorang ibu berkewarganegaraan Jerman yang membunuh ketiga anaknya dengan sadis. Ternyata penyebabnya adalah depresi. Kerana kecintaannya yang berlebihan kepada anak-anaknya, dia khawatir akan mewariskan kepedihan dan tekanan hidup yang saat ini dia rasakan, kepada mereka. Keputusannya adalah menghindarkan mereka dari kepedihan ini dengan cara membunuh mereka…, kemudian dia sendiri bunuh diri.

Angka yang dikeluarkan oleh Badan Kesehatan Dunia [WHO] menunjukkan bahwa masalah ini sangat riskan. Pada tahun 1972 orang-orang yang terkena penyakit depresi ini hanya sekitar 3 persen. Angka ini naik menjadi 5 % pada tahun 1978. Sejumlah penelitian menyebutkan bahwa 1 dari 4 orang Amerika menderita penyakit ini. Sementara itu, Ketua Konferensi Goncangan Mental [Mental Disorder] yang diadakan yang diadakan di Chichago pada tahun 1981 menyebutkan bahwa ada 100 juta orang penderita penyakit depresi ini di dunia. Kebanyakan dari mereka berada di Negara-negara maju. Statistik yang lain menyebutkan angka 200 juta orang.

{Dan, tidaklah mereka [orang-orang munafik] memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun.} [QS. At-Taubah:126]

Seorang bijak yang lain mengatakan, “Orang cerdik bukanlah orang yang mampu menambah keuntungannya, namun orang cerdik adalah orang yang mampu mengubah kerugian menjadi keuntungan.”

{Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.} [QS. Al-Baqarah:157]

Dalam peribahasa disebutkan: Janganlah anda membenturkan diri ke tembok! Artinya, janganlah anda melawan orang-orang yang tidak akan memberikan manfaat.

Jika kau tak dapat melakukan sesuatu maka tinggalkanlah. Lakukanlah apa yang busa kau lakukan.

Dalam peribahasa lain disebutkan: Janganlah anda menumbuk tepung!

{Kerana itu Allah menimpakan atas kamu kesedihan atas kesedihan, supaya kamu jangan bersedih hati terhadap apa yang luput dari pada kamu dan terhadap apa yang menimpa kamu. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.} [QS. Ali-Imron:153]

Artinya, masalah-masalah yang telah selesai dan telah berlalu jangan diungkit-ungkit lagi. Sebab, itu hanya akan menimbulkan kesedihan, kegoncangan dan waktu yang terbuang percuma.

Dalam pepatah lain disebutkan [ini merupakan pepatah Inggris]: Janganlah anda menggergaji serbuk kayu. Artinya, serbuk kayu jangan digergaji lagi, sebab pekerjaan itu telah selesai.

Peribahasa-peribahasa ini ditunjukkan kepada mereka yang selalu menyibukkan diri dengan hal-hal yang sepele, kepada mereka yang berlarut-larut dalam kesedihan, dan kepada mereka yang tak habis-habisnya menyesali masa lalu.

{Orang-orang yang berkata kepada saudara-saudaranya dan mereka tidak turut pergi berperang: “Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak akan terbunuh.” Katakanlah: “Tolaklah kematian itu darimu, jika kamu orang-orang yang benar.”} [QS. Ali-Imron:168]

Jangan kau ulangi selalu kisah perpisahan, hibur dirimu, pasti akan terhibur.

Banyak hal yang bisa dilakukan oleh orang-orang yang tidak punya kegiatan untuk mengisi kekosongannya. Misalnya, membekali diri dengan amal salih, melakukan kebaikan kepada sesama, menjenguk orang sakit, melakukan ziarah kubur, memlihara masjid, ikut serta dalam kegiatan sosial, mejalin hubungan dengan orang-orang yang dicintai Allah, menertibkan rumah dan kantor, melakukan olahraga yang bermanfaat, serta membantu orang-orang fakir, lemah, dan janda.

{Sesungguhnya, kamu telah bekerja sungguh-sungguh menuju Rabb-mu, maka pasti kamu akan menemui-Nya.} [QS. Al-Insyiqaq:6]

Aku tak pernah melihat yang sama dengan kebaikan rasanya manis dan bentuknya sangat menarik hati.

Bacalah sejarah, niscaya anda akan dapatkan cerita tentang orang-orang yang menderita, orang-orang yang terampas hak mereka, dan orang-orang yang mendapat musibah.

Setelah menguraikan pasal-pasal dalam pembahasan ini, saya akan memaparkan kisah orang-orang yang menderita dengan judul: Ta'azza bil Mankubin [Turutlah prihatin atas nasib orang-orang yang menderita].

Bacalah sejarah didalamnya ada ibrah, suatu kaum akan tersesat jika tidak mengerti kabar mereka.

{Dan, semua kisah dari rasul-rasul Kami kisahkan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu.} [QS. Hud:120]

{Sesungguhnya, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.} [QS. Yusuf:111]

{Maka, ceritakanlah [kepada mereka] kisah-kisah itu agar mereka berfikir.} [QS. Al-A'raf:176]

Umar mengatakan, “Ketika pagi tiba, saya tidak punya target apapun, kecuali saya akan menikmati semua qadha' Ilahi.”

Silahkan kematian, membidikku semaumu, kerana aku telah terlatih untuk berani.

Artinya, Umar sangat rileks menghadapi qadha' Allah baik yang manis maupun yang pahit.

Ada yang mengatakan, “Saya tidak peduli kendaraan mana yang akan saya naiki. Jika harus mengendarai kefakiran, maka itu artinya harus bersabar dan jika harus mengendarai kekayaan, maka itu artinya harus bersyukur.”

Dalam satu tahun, Abu Dzuhaib al-hudzali telah ditinggal mati oleh delapan anaknya kerana wabah penyakit. Kira-kira apa yang akan dia katakan? Dia hanya percaya, berserah diri, dan tunduk kepada qadha' Rabb-nya. Dia berkata,

“Kutunjukkan ketabahanku kepada orang-orang yang menghina, bahwa aku tidak pernah gusar terhadap kebimbangan zaman. Jika kematian telah mengulurkan kuku-kukunya, semua jimat yang kau pergunakan tak akan berguna.”

{Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah.} [QS. At-Taghabun:11]

Ibnu Abbas buta, dan untuk menghibur diri ia berkata,

“jika Allah telah mengambil cahaya dari kedua mataku, tapi di dalam nurani dan hatiku masih ada cahaya. Hatiku cerdik dan akalku tidak bengkok, di mulutku ada yang tajam seperti pedang terhunus.”

Itu hanyalah kiat Ibnu Abbas untuk menghibur diri dengan banyaknya nikmat yang telah diberikan kepadanya. Bagi dia, toh hanya kehilangan sebagian kecil saja dari keseluruhan nikmat yang diterima.

Kaki 'Urwah ibn Zubair buntung dan pada saat yang sama anaknya meninggal. Katanya, “Ya Allah, segala puji bagi Engkau. Jika Engkau mengambil, maka sebenarnya engkau telah memberi. Dan jika Engkau mendatangkan cobaan, maka sesungguhnya Engkau telah memberikan kesehatan. Engkau telah karuniakan padaku empat anak dan Engkau cabut satu diantaranya.”

{Dan, Dia memberi balasan kepada mereka kerana kesabaran mereka [dengan] surga dan [pakaian] sutera.} [QS. Al-Insan:12]

{Sambil mengucapkan, “Salamun 'Alaikum bima Shabartum.”} [QS. Ar-Ra'd:24]

Ketika Abdullah ibn ash-Shamah saudara Duraid terbunuh, maka Duraid pun menghibur dirinya setelah menyadari bahwa dirinya dirinya telah membela saudaranya itu sekuat tenaga. Namun tidak ada jalan untuk menghindari takdir. Saat kematian saudaranya, Abdullah Duraid berkata,

“Aku telah memukul kuda, kerananya hingga cerai berai. Hingga tampak padaku warna hitam yang pekat. Pukulan seseorang yang membela saudaranya, namun dia tahu bahwa manusia tidak akan abadi. Aku rendahkan emosiku, kerana aku tidak mengatakan kepadanya, Kau bohong dan aku tidak kikir atas apa yang ada di genggamanku.”

Diriwayatkan dari Imam Syafii bahwa dia pernah memberi nasehat dan menghibur orang-orang yang terkena musibah:

Biarkanlah hari-hari melakukan apa yang dia mau, dan relakan jiwamu jika qadha' telah ditetapkan. Jika qadha' telah turun, tak ada yang sanggup mencegahnya, tidak juga bumi dan langit.

Abul Athahiyyah berkata,

“Berapa kali sesuatu kau benci datang mengunjungimu yang Allah turunkan namun kau tidak menyukainya? Berapa kali kita takut kepada kematian, namun ternyata kematian itu tak kunjung tiba?”

Berapa kali kita mengira bahwa apa yang datang kepada kita adalah sebuah ketentuan dan akhir segalanya, namun ternyata itu justru semangat baru, kekuatan dan survive?

Berapa kali kita merasa bahwa jalan yang kta lalui menjepit kita, tali yang kita pegang putus, dan bentangan cakrawala yang ada di depan mata kita tiba-tiba menjadi hitam pekat, namun ternyata itu adalah kemenangan, pertolongan, kebaikan, dan kabar baik?

{Katakanlah: “Allah menyelamatkan kamu dari bencana itu dan dari segala macam kesusahan.”} [QS. Al-An'am:64]

Berapa kali dunia yang ada di depan kita tiba-tiba menjadi gelap pekat, jiwa kita terasa sesak, dan bumi terasa menyempit, namun tiba-tiba semua itu menjelma menjadi kebaikan, kemudahan, dan pertolongan.

{Jika Allah menimpakan kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya kecuali Dia.} [QS. Al-An'am:17]

Bagaimana mungkin orang yang sadar bahwa Allah lah yang mengendalikan segalanya, lalu dia akan takut kepada orang lain? Bagaimana mungkin orang yang sadar bahwa segala sesuatu itu ada di bawah kekuasaan Allah, lalu akan takut kepada orang-orang yang juga berada di bawah kekuasaan-Nya? Bagaimana mungkin orang yang takut kepada Allah juga takut kepada selain Allah? Padahal Allah telah berfirman,

{Maka janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku jika kamu benar-benar orang beriman.} [QS. Ali-Imron:175]

Kemuliaan itu ada di tangan Allah, ada di tangan Rasul-Nya dan orang-orang mukmin.

Di tangan Allah ada kewenangan.

{Dan, sesungguhnya tentara Kamilah yang pasti menang.} [QS. Ash-Shaffat:178]

{Sesungguhnya, Kami menolong Rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi [hari kiamat].} [QS. Al-Mu'minun:51]

Ibnu Katsir di dalam tafsirnya menyebutkan sebuah hadits qudsi yang berbunyi demikian: “Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, tidaklah seorang hamba meminta perlindungan kepada-Ku, kemudian langit dan bumi ingin memperdayakannya, pasti Aku akan membuatkan baginya jalan keluar dan kemudahan. Dan, demi kemuliaan dan keagungan-Ku, tidaklah seseorang meminta perlindungan kepada selain Aku, kecuali akan Aku balikkan bumi dari kedua kakinya.”

Ibnu Taimiyyah berkata, “Dengan LAA HAWLA WA LA QUWWATA ILLA BILLAHI, semua beban bisa ditanggung, semua goncangan bisa diatasi, dan semua kemuliaan bisa digapai.”

Oleh kerana itu, camkanlah kalimat itu, wahai hamba Allah! Sebab kalimat itu merupakan salah satu simpanan surga, salah satu danau kebahagiaan, dan merupakan salah satu jalan menuju ketenangan dan kelapangan hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Black Flaming