Masalah Ketenagakerjaan Harus Diselesaikan Tanpa Kekerasan!
Minggu, 27 November 2011 , 19:32:00 WIB
Minggu, 27 November 2011 , 19:32:00 WIB
Laporan: Yayan Sopyani Al Hadi
RMOL. Bebagai pihak diminta untuk menahan diri dan tidak menggunakan
jalan kekerasan dalam mencari solusi masalah ketenagakerjaan.
Menurut anggota Komisi XI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Kemal Azis Stamboel, masalah remunerasi atau pengupahan harus diselesaikan melalui proses dialog yang damai. Aparat polisi juga tidak perlu represif, sementara para buruh dari serikat pekerja harus bisa mengendalikan diri dan membuat strategi negosiasi yang lebih efektif. Selain itu, manajemen perusahan dan pemegang saham juga perlu membuka diri untuk berdialog dan pemerintah harus membuka ruang-ruang komunikasi, agar dapat berjalan efektif.
"Semua pihak harus mengedepankan pemikiran yang terbuka. Karena setiap kekerasan yang menciptakan instabilitas akan merugikan bagi semua, terutama bagi pegawai dan pengusaha serta perekonomian nasional. Tidak akan ada yang untung dari kekerasan dan instabilitas," kata Kemal Azis Stamboel kepada Rakyat Merdeka Onlinebeberapa saat lalu (Minggu, 27/11).
Kemal mengaku prihatin dengan kekerasan dalam masalah ketenagakerjaan yang terjadi akhir-akhir ini seperti yang terjadi di Batam dan di Freeport Papua. Kemal juga mengingatkan, agar relasi dalam dunia industri mengedepankan kemitraan antara pegawai dan pengusaha secara adil dan terbuka. Sebab relasi dalam perusahan modern bukan berbasis eksploitasi, tetapi berbasis kemitraan dan sharing.
"Hal ini didasari oleh kesadaran baru, bahwa kemajuan perusahaan akan sangat ditentukan oleh kontribusi pegawai sebagai aset utama perusahaan. Sehingga ketika perusahaan menikmati profit yang tinggi, maka perlu di-sharing untuk kesejahteraan pegawai sebagai bagian dari stakeholder perusahaan yang penting," demikian Kemal. [ysa]
Menurut anggota Komisi XI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Kemal Azis Stamboel, masalah remunerasi atau pengupahan harus diselesaikan melalui proses dialog yang damai. Aparat polisi juga tidak perlu represif, sementara para buruh dari serikat pekerja harus bisa mengendalikan diri dan membuat strategi negosiasi yang lebih efektif. Selain itu, manajemen perusahan dan pemegang saham juga perlu membuka diri untuk berdialog dan pemerintah harus membuka ruang-ruang komunikasi, agar dapat berjalan efektif.
"Semua pihak harus mengedepankan pemikiran yang terbuka. Karena setiap kekerasan yang menciptakan instabilitas akan merugikan bagi semua, terutama bagi pegawai dan pengusaha serta perekonomian nasional. Tidak akan ada yang untung dari kekerasan dan instabilitas," kata Kemal Azis Stamboel kepada Rakyat Merdeka Onlinebeberapa saat lalu (Minggu, 27/11).
Kemal mengaku prihatin dengan kekerasan dalam masalah ketenagakerjaan yang terjadi akhir-akhir ini seperti yang terjadi di Batam dan di Freeport Papua. Kemal juga mengingatkan, agar relasi dalam dunia industri mengedepankan kemitraan antara pegawai dan pengusaha secara adil dan terbuka. Sebab relasi dalam perusahan modern bukan berbasis eksploitasi, tetapi berbasis kemitraan dan sharing.
"Hal ini didasari oleh kesadaran baru, bahwa kemajuan perusahaan akan sangat ditentukan oleh kontribusi pegawai sebagai aset utama perusahaan. Sehingga ketika perusahaan menikmati profit yang tinggi, maka perlu di-sharing untuk kesejahteraan pegawai sebagai bagian dari stakeholder perusahaan yang penting," demikian Kemal. [ysa]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar